http://www.iconarchive.com/show/red-orb-alphabet-icons-by-iconarchive/Letter-W-icon.html bagi bagi ilmu: LAPTOSPIROSIS

LAPTOSPIROSIS


Laptospirosis adalah suatu zoonosis yang disebabakan oleh suatu mikroorganisme, yaitu Leptospira tanpa memandang bentuk spesifik serotipenya. Penyakit ini dapt menjangkit semua umur baik laki-laki maupun perempuan.
Etiologi
Penyakit yang terdapat disemua negara dan terbanyak ditamulkakn dinegara beriklim tropis ini disebabakan oleh Leptospira interrrogans dengan berbagai subgrup yang masing-masing terbagi lagi atas serotipe bisa terdapat pada ginjal dan air kemih binatang peliharaan seperti anjing lembu, babi, kerbau, dan lain-lain, maupun binatangaluar seperti tikus, musang,tupai dan lain-lain. Manusia bisa terinfeksi jika terjadi kontak pada kulit atau selaput lendir yang luka atau erosi dengan air, tanah, lumpur, dan sebagainya yang sudah tercemar oleh air kemih binatang yang terinfeksi laptospira. Menurut beberapa penelitian, yang tersering menifeksi manusia adalah L.icterohaemorhagiae dengan reservoir tikus, L.Canicola dengan reservoir anjing, dan L.pomona dengan reservirnya anjing dan babi. Laptospira yang masuk melalui kulit maupun selaput lendir yang luka /erosi akan mennyebar ke organ-organ dan jaringan tubuh melalui darah. Sistem imun tubuh akan merespons sehingga jumlah laptospira berkurang, kecuali pada ginjal, yaitu tubulus dimana akan terbentuk kolini-koloni pada dinding lumen yang mengeluarkan endotoksin dan kemudian bisa masuk kedalam kemih.
Manifetsi Klinis
Manifestasi klinisnya beragam dari mulai demam yang tak terlalu tinggi sampai berat seperti siindrom weil. Masa tunas berkisar antara 2-26 hari (kebanyakan 7-13 hari dengan rata-rata 10 hari). Pada fase leptospiremia timbul gejala demam yang mendadak, desertai gejala sakit kepala terutama dibagian frontal, oksipital dan bitemporal. Pada fase yang berlangsung selama 4-9 hari ini juga dapat ditemuia gejala menggigil dan demam tinggi, mual, muntah, diare, batuk, sakit dada, hemoptisis, penurunan kesadaran, dan injeksi konjungtiva. Injeksi faringeal, kulit dengan ruam berbentuk makular/makulopalular/urtikaria yang tersebar pada badan, splenomegali dan hepatomegali.
Komplikasi
Pada leptospirosis, komplikasi yang sering terjadi adalah iridoksiklitis, gagal ginjal, miokarditis, meningitis aseptik, dan hepatitis. Perdaraahan masif jarang ditemui dan bila terjadi selalu menyebabkan kematian.
Diagnosis
Diagnosis ditegakan bedasarkan anemis berupa riwayat pekerjaan pasien, apakah termasuk kelompok orang dengan risiko tinggi seperti berpergian dihutan belantara, rawa, sungai, atau petani dan gejala klinis berupa demam yang muncul tiba-tiba, nyeri kepala, terutama dibagian frontal, mata merah/fotopobia, keluhan gastointestinal, dan lain-lain.
Dengan pemeriksaan ditemukan demam, bradikardi, nyeri tekan otot, ruam pada kulit, hematomgali dan lain-lain. Pada pemeriksaan laboratorium ditemukan darah rutin didapatkan leukositosis, normal, atau sedikit menurun disertai gambaran Neutrofilia dan laju endap darah (LED) yang meninggi. Pada urine ditemukan proteinuria, leukosituria, dan sedimen sel toraks. Bila terdapat hepatomegali maka bilirubin dan transaminase darah meningkat bila terdapat komplikasi pada ginjal.
Diagnosis banding
Influenza yang sporadik, meningitis aseptik viral, riketsiosis, semua penyakit dengan ikterus (hepatitis, demam kuning, dll.) glandular fever, bruselosis, pneumonia atipik, demam berdarah Dangue, pemyakit susunan saraf yang akut, dan fever of known origin (FUO).
Penatalaksanaan
Obat antibiotik yang bisa diberika adalah penisilin, streptomisin, tetrasiklin, kloramfenikol, eritromisin, dan sifrofloksasin. Obat pilihan pertama adalah penisilin G 1,5 juta unit setiap 6 jam selama 6-10 hari. Dalam 4-6 jam setelah pemberian penisilin G terlihat reaksi Jarisch-Hexheimer yang menunjukan aktifitas antileptospira. Obat-obat ini efektif pada pemberian hari 1-3 namun kurang bermanfaat bila diberikan setelah fase imun dan tidak efektif jika terjadi ikterus, gagal ginjal dan meningitis. Tindakan suportif diberikan sesuai keparahan penyakit dan komplikasi yang timbul.
Prognosis
Tergantung keadaan umum pasien, umur, virolensi leptospira. Dan ada tidaknya kekebalan yang didapat. Kematian juga terjadi akibat sekunder dari faktor pemberat seperti gagal ginjal, atau perdarahan dan terlambatnya pasien mendapatkan pengobatan.
  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar