http://www.iconarchive.com/show/red-orb-alphabet-icons-by-iconarchive/Letter-W-icon.html bagi bagi ilmu: Creeping Eruption

Creeping Eruption


Creeping eruption (cutaneous larva migrans, dermatois linearis migrans, sandworm disease) sering terjadi pada anak-anak terutama yang sering berjalan tanpa alas kaki atau berhubungan dengan tanah atau pasir. Demikian pula oara petani dan tentara sering mengalami hal yang sama. Penyakit ini banyak di daerah tropis atau subtropis yang hangat dan lembab.

 Etiologi
Penyebab utamanya adalah larva yang berasal dari cacing tambang binatang anjing dan kucing, yaitu Ancylostoma braziliense dan Ancylostoma caninum.
Patogenesis
Nematoda hidup pada hospes, ovum terdapat pada kotoran binatang dan karena kelembaban berubah menjadi larva yang mamapu mengadakan penetrasi ke kulit. Larva ini tinggal di kulit dan berjalan-jalan tanpa tujuan sepanjang dermoepidermal, setelah beberapa jam atau hari akan timbul gejala di kulit.
Manifestasi klinis.
Masuknya larva ke kulit biasanya disertai rasa gatal dan panas. Mula- mula timbul papul, di ikuti lesi berbentuk khas berupa linear atau berkelok-kelok, menimbul dengan diameter 2 – 3 mm, dan bewarna kemerahan, adanya lesi papul yang eritematosa ini menunjukan larva tersebut telah berada di kulit selama beberapa jam atau hari.
Perkembangan selanjutnya papul merah ini menjalar seperti benang berkelok-kelok, polisiklik, serpiginosa, menimbul, dan membentuk terowongan (burrow), mencapai panjang bebrapa cm. Rasa gatal biasanya lebih hebat pada malam hari.
Lesi dapat timbul di beberapa tempat, tetapi tempat predileksi adalah di tungkai, plantar, tangan, anus, bokong dan paha.
Diagnosis
Berdasarkan bentuk khas, yakni terdapatnya kelainan seperti benang yangn lurus atau berkelok-kelok, menimbul dan terdapat papul atau vesikel diatasnya.
Diagnosis banding
Dermatofitosis, gigitan serangga, dan herpes zoster.
Penatalaksanaan
Antihelmintes berspetrum luas, misalnya tiabendazol (mintezol) 50 mg/kg/BB/hari, sehari 2 kali, diberikan berturut-turut dua hari, maksimun 3 gram sehari. Jika belum sembuh, dapat diulangi setelah beberapa hari. Efek sampingnya mual, pusing dan muntah. Obat lain adalah albendazol, dosis sehari 400 mg sebagai dosis tunggal, diberikan 3 hari berturut –turut.
Cara terapi ialah cryotherapy menggunakan Co2 snow (dry ice) dengan penekanan selama 45 detik sampai 1 menit, dua hari berturut-turut. Penggunaan N2 liquid juga dicobakan. Cara beku dengan menyemprotkan kloretil sepanjang lesi. Cara tersebut agak sulit karena kita tidak mengetahui secara pasti dimana larva berada, dan bila terlalu lama dapat merusak jaringan sekitar. Pengobatan cara lama dan sudah ditinggalkan adalah dengan preparat antimon.
DAFTAR PUSTAKA
1. Djuanda A, Djuanda S, Hamzah M, Aisah S, editor. Ilmu penyakit kulit dan kelamin. Edisi kedua. Jakarta : Fakultas kedokteran Universitas Indonesia
2. Arnold HL, Odom RB, James WD. Andrews’ diseases of the skin : clinical dermatology. 8th ed. Philadelphia WB Saunders Company, 1990
  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar